Tuesday, December 11, 2018

OPINI Udi Utomo : Ekopedagogik dan Darurat Polusi Plastik - Tribun Jateng

Oleh Udi Utomo SS MPd

Guru SMP 5 Pati, alumnus Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

DUA mingguan yang lalu, viral isi perut paus sperma yang mati di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara berisi 5,7 kilogram sampah plastik. Matinya paus karena memakan sampah plastik menunjukkan bahwa lautan Indonesia dalam kondisi darurat sampah plastik.

Kita patut mewaspadai dan segera lakukan langkah untuk menanggulangi sampah plastik. Ini karena diperkirakan pemakaian sampah plastik akan terus meningkat.

Data Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga menyebutkan jumlah sampah pada 2018 mencapai 66,5 juta ton dan diperkirakan pada 2025 mencapai 70,8 juta ton. Asumsinya setiap orang menghasilkan sampah 0,7 kilogram per hari.

Ironisnya dari berbagai jenis sampah, sampah plastik terus mengalami kenaikan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan pada 2005 prosentase sampah plastik 11 persen, sedang pada 2015 prosentasenya meningkat 16 persen, dan diperkirakan pada 2035 prosentasenya mencapai 59,75 persen atau separoh lebih jenis sampah berupa sampah plastik. Kondisi yang mengkhawatirkan bagi ekosistem bumi.

Salah satu penyebab terus meningkatnya sampah plastik adalah adanya gaya hidup modern memakai plastik sekali pakai. Sekarang setiap kita belanja selalu diberi bungkus plastik. Kebiasaan ini yang menyebabkan sampah plastik terus meningkat. Selain itu, masih adanya perilaku membuang sampah plastik tidak pada tempatnya serta sistem pengelolaan sampah yang belum optimal mengakibatkan sampah plastik mengalir ke laut.

Sampah plastik tidak saja merusak ekosistem laut tetapi mengancam kesehatan manusia. Hasil penelitian tim peneliti Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan dan Pusat penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonsia (LIPI) menemukan adanya kandungan nanoplastik di tubuh ikan, plankton, dan garam.

Padahal plastik mengandung bisphenol-A (BPA), Phthalates, Polyaromatic hydrocarbons, dan flame retardants. Zat kimia ini dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, keguguran, dan sindrom autisme.

Peduli Lingkungan

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro http://jateng.tribunnews.com/2018/12/11/opini-udi-utomo-ekopedagogik-dan-darurat-polusi-plastik

No comments:

Post a Comment