Tuesday, February 12, 2019

Apakah Anda Makan Plastik? - Republika Online

Mikroplastik adalah serpihan kecil plastik yang telah terdegradasi.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ani Nursalikah*

Mungkin Anda tersenyum atau bahkan mengernyitkan dahi saat membaca judul di atas. Pertanyaan itu mungkin terdengar lucu. Mana mungkin manusia makan plastik?

Hmmm.. coba pikirkan lagi. Jangan bayangkan Anda menelan bulat-bulat kantong kresek ya.

Plastik digunakan secara luas dalam kehidupan manusia. Dari benda yang bisa kita lihat hingga plastik yang tak 'kasat mata'.

Seorang ahli toksikologi lingkungan Mark Browne dari University of New South Wales di Sydney pernah meneliti sampel darah kering dari seekor remis biru. Remis adalah sekelompok kerang-kerangan kecil yang hidup di dasar perairan.

Dari lensa mikroskop khusus, kecurigaannya terbukti. Seperti dilansir di Scientific American, saat citra tiga dimensi sel darah remis tersebut muncul, di situlah tepat di tengahnya terdapat butiran plastik.

Riset yang dialami Browne menggambarkan cakupan masalah sampah jauh lebih luas dari sampah yang kita lihat. Itulah masalah yang kita sebut mikroplastik. Penelitian Browne menjadi salah satu penelitian pertama yang menunjukkan betapa berbahayanya mikroplastik.

Mikroplastik adalah serpihan kecil plastik yang telah terdegradasi, serat sintetis, dan manik (butiran) plastik. Mikroplastik nyaris tidak terlihat oleh mata manusia. Mikroplastik mencemari setiap sudut bumi, mulai dari persawahan hingga laut.

Ukuran mikroplastik sangat kecil. Ukurannya beragam, mulai dari sekitar lima milimeter, seukuran sebutir beras hingga mikroskopik. Sayangnya, hal ini berarti mikroplastik bisa dicerna berbagai makhluk hidup: dari plankton di dasar rantai makanan hingga manusia. Boldsky melaporkan sekitar 114 spesies kehidupan laut terkontaminasi oleh mikroplastik.

Laporan telah mengungkapkan, setiap tahun, lima hingga 14 juta ton limbah dibuang ke lautan yang kemudian dipecah menjadi bagian-bagian kecil seiring waktu dan pada akhirnya dikonsumsi oleh ikan, bivalvia, plankton dan bahkan mamalia seperti paus. Setiap tahun, jumlah plastik yang digunakan terus mengalami peningkatan dan sekarang telah menjadi bagian dari makanan yang kita konsumsi.

Terlepas dari penguraian plastik secara bertahap, mikroplastik ditemukan dalam pengelupasan kulit dan tabung pasta gigi dalam bentuk microbeads. Mikroplastik memasuki lingkungan melalui hal-hal yang kita gunakan setiap hari.

Ketergantungan yang berlebihan dari dunia pada plastik berdampak buruk terhadap kerusakan lingkungan. Berbagai penelitian yang dilakukan pada produksi plastik mikro menegaskan serat mikroskopis dihasilkan ketika Anda mencuci bahan sintetis seperti poliester atau nilon.

Penggunaan plastik memang sudah menjadi kebiasaan yang sulit dipisahkan dalam kehidupan kita. Bahkan, mikroplastik bisa tercipta tanpa kita sadari. Produksi mikroplastik yang disengaja dan tidak disengaja menghasilkan akumulasi serat bahkan dalam debu.

Bagi kalian yang gemar memakai scrub, coba tengok komposisi bahan di dalam lulur tubuh atau facial scrub yang biasa Anda pakai. Jika Anda menemukan kata polyethylene atau polypropylene, itu artinya produk scrub yang Anda pakai mengandung microbeads yang terbuat dari plastik.

Pernahkah membayangkan kemana larinya butiran-butiran plastik itu? Microbeads yang Anda bilas akan lari ke laut dan lama-kelamaan menumpuk. Microbeads lantas dimakan plankton dan hewan laut lainnya.

Manusia yang mengonsumsinya pun akhirnya terkontaminasi plastik. Sebuah pemberitaan The Guardian tahun lalu menyebut mikroplastik untuk pertama kalinya ditemukan di dalam kotoran manusia. Penemuan ini mengindikasikan partikel mikro tersebut mungkin telah menyebar luas dalam rantai makanan manusia.

Studi skala kecil itu melibatkan delapan partisipan dari Eropa, Jepang, dan Rusia. Dalam seluruh sampel tinja mereka ditemukan partikel mikroplastik.

Sedikitnya ada sembilan plastik berbeda yang ditemukan dari 10 variasi yang diuji. Partikel plastik juga bervariasi antara 50-500 mikrometer. Polypropylene dan polyethylene terephthalate adalah jenis plastik yang jamak ditemukan.

Bahkan, berdasarkan studi ini, peneliti memperkirakan lebih dari setengah populasi dunia kemungkinan memiliki mikroplastik dalam kotoran mereka. Namun, mereka menekankan perlunya penelitian skala besar untuk mengonfirmasinya.

Cara paling langsung mikroplastik dapat memasuki tubuh Anda adalah melalui garam laut. Sebuah studi dilakukan untuk menganalisis tingkat mikroplastik dalam garam laut dengan membandingkan 15 merek berbeda. Dipastikan per kilogram garam terdapat 600 partikel mikroplastik yang terkandung di dalamnya.

Penggunaan plastik dalam kehidupan modern memang sudah mendarah daging. Jutaan botol plastik diproduksi setiap menit. Jumlahnya diprediksi naik 20 persen pada 2021.

Namun, tidak ada salahnya gerakan mengurangi penggunaan plastik kita mulai dari diri sendiri. Rasanya sebagai manusia tidak mungkin ya bisa 100 persen menjadi zero waster.

Membawa kantong belanja sendiri, membawa botol minum sendiri, dan membawa kotak makan saat membeli makanan favorit menjadi tindakan sederhana yang berdampak positif bagi bumi. Terdengar klise, tapi bermanfaat besar.

Jadi, pertanyaannya bukan apakah Anda makan plastik, tapi sudahkah mengurangi penggunaan plastik hari ini?

*) Penulis adalah redaktur republika.co.id

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://republika.co.id/berita/kolom/fokus/19/02/13/pmu2zb318-apakah-anda-makan-plastik

Malang, Seekor Hiu Paus Mati Terdampar di Palabuhanratu - iNews

SUKABUMI, iNews.id - Nelayan dan warga dikejutkan adanya Hiu Paus (Rhincodon typus) yang terdampar di Dermaga II Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP), Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Malangnya, saat hendak dievakuasi, hewan langka itu sudah keburu mati.

"Sebelum ditemukan terdampar, saya yang merupakan nelayan kerap berpapasan di laut, namun tidak mengganggu nelayan yang tengah melakukan mencari ikan. Tapi kami menemukan hiu tersebut sudah terdampar di dermaga," kata nelayan yang pertama kali menemukan Hiu Paus tersebut kepada wartawan, di Palabuhanratu, Selasa (12/2/2019).

Informasi yang dihimpun, ikan pemakan plankton dengan corak bintik-bintik putih pada punggungnya ini diperkirakan berat badannya mencapai 300 kilogram dengan panjang sekitar dua meter.

Warga dan nelayan yang melihat adanya ikan yang sudah langka tersebut langsung melaporkannya kepada pihak Satpolair Polres Sukabumi untuk dilevakuasi. Namun sayang, hiu paus malang itu sudah dalam keadaan mati.

Kepala Jaga Satpolair Polres Sukabumi Aipda Sutiadji membenarkan adanya temuan hius paus tersebut dan pihaknya sudah mendapatkan laporan dari warga. Petugas yang menerima laporan itu langsung ke lokasi untuk melihat kondisinya.

"Saat akan dievakuasi hiu paus itu sudah dalam keadaan mati. Namun, bangkainya belum dievakuasi karena masih berkoordinasi untuk penanganan lebih lanjut dari intansi yang berkompeten karean status ikan ini dilindungi sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 18 tahun 2013," katanya.

Editor : Himas Puspito Putra

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://www.inews.id/daerah/jabar/malang-seekor-hiu-paus-mati-terdampar-di-palabuhanratu/457077

Geger! Hiu Paus Ditemukan Terdampar di Palabuhanratu - Masaginews.com

Kabupaten Sukabumi– Warga yang berada di sekitar Dermaga II Pelabuhan Perikanan Nasional Palabuhanratu (PPNP), Kabupaten Sukabumi dikejutkan dengan penemuan hiu paus (Rhincodon Typus) yang terdampar di bibir pantai pada Selasa pagi sekira pukul 08.30 WIB.

Hiu pemakan plankton yang memiliki corak bintik-bintik putih pada punggungnya ini kira-kira berukuran 3 kwintal dengan panjang sekitar 2 meter.

Lukman (37), salah seorang warga yang pertama kali menemukan hiu tersebut langsung mengevakuasinya ke daratan dan melaporkannya ke Satpol Airud.

“Sebelumnya setiap melaut saya sering melihat keberadaan hiu ini karena berpapasan dengan kapal nelayan. Mereka sangat bersahabat dan tidak mengganggu para nelayan,” paparnya.

Sementara itu Kepala Jaga Satpolairud Polres Sukabumi, Aipda Sutiadji membenarkan adanya laporan warga terkait penemuan hiu paus pada Selasa pagi. Selanjutnya pihaknya langsung menuju lokasi untuk mengecek keberadaan hiu tersebut.

“Hiu pausnya sudah dalam keadaan mati. Hingga kini masih berada di pinggir pantai, untuk penanganan selanjutnya kami sedang berkoordinasi dengan instansi terkait karena statusnya dilindungi Kep.Men.KP No.18 Tahun 2013,” tandasnya. (Ari)

PILIHAN REDAKSI:

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro http://masaginews.com/berita/geger-hiu-paus-ditemukan-terdampar-di-palabuhanratu/

Sunday, February 10, 2019

Gandeng TIO, FPIK Unsrat Kembangkan Wisata Grimen - Manado Post online

Prof Ir Farnis Boneka MSc Dekan FPIK Unsrat (kanan) bersama Dr Chunguang Wang vise director lab biology laut & ekologi, Third Institute of Oceanography China (kiri) dalam kesepakatan melakukan kegiatan riset bersama di Likupang dalam bidang Oseanography dan terumbu karang sekitar Likupang dan melaksanakan seminar di Xiamen (Istimewa)

MANADOPOSTONLINE.COM - Januari lalu tepaatnya tanggal 28, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado bekerjasama dengan Third Institute of Oceanography (TIO).

Ada beberapa poin yang menjadi fokus hasil kesepakatan kedua lembaga pendidikan ini.

Seperti dunia terumbu karang dan oceanography (fisika, biology/plankton dan nekton).

Berlangsung di Xieman, China, Dekan FPIK Unsrat Prof Ir Farnis Boneka MSc mengatakan FPIK menawarkan wisata grimen.

Agar aktivitas terumbu karang dan Oceanography (fisika, biology, plankton dan nekton) lebih jelas.

"Wisata grimen ini kami sepakati akan melakukan penelitian bersama sebagai pendahuluan di Likupang pada bulan Mei 2019 dan akan dibiayai oleh TIO. Penelitian ini akan dilakukan oleh kepakaran dosen dan akan mengikutkan mahasiswa," ungkapnya. 

Selanjutnya, presentasi hasil dilakukan pada bulan November di Xieman, China. Dan setelah itu akan mempublikasikannya bersama dan hasilnya pun akan jadi milik bersama.

"Lewat kerjasama dalam riset ini, artinya jumlah riset dan jumlah publikasi FPIK Unsrat akan meningkat. Kita tidak akan selalu bergantung pada dana-dana pemerintah makanya kami menjalin kerja sama. Agar saling menguntungkan dengan posisi yang sama. TIO punya dana dan FPIK Unsrat mempunyai wilayah serta kami sama-sama ahli dalam bidang perikanan dan kelautan," ujarnya. 

Karena FPIK fokusnya ke bidang pendidikan, dirinya menyebut untuk alat-alat biasa standart akan digunakan fasilitas Unsrat. Yakni penyela, selam, analisa genetik.

"Kecuali alat-alat oceanography atau alat-alat yang canggih mungkin akan disediakan oleh TIO," bebernya.

Prof Farnis berharap, kerjasama setahun ini dalam hal seminar, riset dan publikasi bersama TIO akan meningkatkan publikasi FPIK Unsrat dan posisi universitas akan menjadi lebih baik. 

"Setelah itu kami akan MoU selama lima tahun. Untuk membuat cerita lebih panjang dalam hal ini membuat penelitian-penelitian," kuncinya. (lin)

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://manadopostonline.com/read/2019/02/10/Gandeng-TIO-FPIK-Unsrat-Kembangkan-Wisata-Grimen/52986

Saturday, February 9, 2019

Mikroplastik di Sekitar Kita - Republika Online

Mikroplastik memasuki lingkungan melalui hal-hal yang kita gunakan setiap hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini penggunaan plastik masih melekat untuk berbagai keperluan. Dari penggunaan itu, terdapat mikroplastik di sekitar kita yang menjadi masalah besar karena mengganggu kesehatan.

Disiarkan di Boldsky, potongan sangat kecil dan mikroskopis dari plastik yang nyaris tidak terlihat oleh mata manusia disebut mikroplastik. Karena plastik tidak dapat dibiodegradasi, plastik terurai menjadi partikel-partikel kecil seiring waktu. Serat plastik tersebut berukuran kurang dari 0,2 inci (55 mm).

Terlepas dari penguraian plastik secara bertahap, mikroplastik ditemukan dalam pengelupasan kulit dan tabung pasta gigi dalam bentuk microbeads. Artinya, ia diproduksi sebagai besar dan kecil lalu akhirnya diubah menjadi serat mikroplastik.

Mikroplastik ditemukan di sekitar kita, di lautan, sungai, dan bahkan di tanah. Berbagai penelitian yang dilakukan pada produksi plastik mikro menegaskan serat mikroskopis dihasilkan ketika Anda mencuci bahan sintetis seperti poliester atau nilon yang biasa ditemukan di pakaian yang dikenakan.

Jadi, mikroplastik memasuki lingkungan melalui hal-hal yang kita gunakan setiap hari. Ketergantungan yang berlebihan dari dunia pada plastik berdampak buruk terhadap kerusakan lingkungan. Salah satu yang mengalami dampak buruk mikroplastik dalam kehidupan adalah laut. Kita semua tahu telah banyak dilakukan pembuangan bahan limbah ke lautan.

Kurangnya pengetahuan tentang stabilitas dan keseimbangan lingkungan menghasilkan penurunan kualitas hidup secara bertahap namun pasti. Para peneliti menemukan sekitar 114 spesies kehidupan laut terkontaminasi mikroplastik. Artinya, serat-serat kecil dan serpihan plastik telah tersebar ke dalam air tawar dan laut.

Laporan telah mengungkapkan, setiap tahun, lima hingga 14 juta ton limbah dibuang ke lautan yang kemudian dipecah menjadi bagian-bagian kecil seiring waktu dan pada akhirnya dikonsumsi ikan, bivalvia, plankton, dan bahkan mamalia seperti paus. Setiap tahun, jumlah plastik yang digunakan terus mengalami peningkatan dan sekarang telah menjadi bagian dari makanan yang kita konsumsi.

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/19/02/09/pmno40366-mikroplastik-di-sekitar-kita

Friday, February 8, 2019

Pemanasan Global dan Warna Laut - Lampost

PEMANASAN global dapat mengubah warna air laut. Sebab, air laut yang menghangat memicu fluktuasi masif pada populasi plankton. Studi yang dilakukan Massachusetts Institute of Technology (MIT) menunjukkan perubahan fitoplankton membuat beberapa bagian lautan lebih biru dan bagian lainnya lebih hijau.

Seperti tanaman di darat, organisme kecil di dalam lautan dapat mengubah sinar matahari menjadi energi, yang mayoritas berwarna hijau. Naiknya suhu global diperkirakan membuat daerah kutub yang kaya plankton, secara perlahan akan menghijau. Sementara itu, lautan biru subtropis berubah menjadi lebih biru, ketika plankton tersapu bersih.

Para ilmuwan menggunakan skema komputerisasi untuk efek pemanasan global terhadap kehidupan plankton. Perubahan warna laut diyakini terjadi dalam beberapa dekade mendatang. Pada akhir abad ini, lebih dari separuh lautan dunia akan berubah warna secara signifikan.  

loading...

EDITOR

Dian Wahyu

TAGS


KOMENTAR

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro http://www.lampost.co/berita-pemanasan-global-dan-warna-laut.html

Kawanan Hiu Tutul Muncul di Situbondo Lagi - Memontum

Memontum Situbondo – Fenomena tahunan kembali terjadi di sepanjang Parairan Situbondo, tepatnya di seputaran pelabuhan baru Panarukan-Situbondo, dengan kehadiran kawanan hiu tutul atau whale shark berbagai ukuran. Dengan munculnya hewan mamalia laut raksasa ini, membuat masyarakat berbondong-bondong ke pinggir pantai dan di sepanjang perairan laut Situbondo.

Untuk menyaksikan kawanan hiu tutul itu, sehingga kepala dinas perikanan Kabupaten Situbondo, bersama satuan polisi air polres Situbondo memantau langsung kondisi hiu tutul atau menurut warga Situbondo menyebutnya dengan ikan ki kaki.

JADI TONTONAN : dengan munculnya hiu tutul hewan mamalia laut raksasa ini, membuat masyarakat berbondong-bondong ke pinggir pantai di sepanjang dermaga pelabuhan baru Panarukan perairan laut Situbondo. (im)

JADI TONTONAN : dengan munculnya hiu tutul hewan mamalia laut raksasa ini, membuat masyarakat berbondong-bondong ke pinggir pantai di sepanjang dermaga pelabuhan baru Panarukan perairan laut Situbondo. (im)

Di perairan Panarukan sekitar 3 mill dari pelabuhan, sudah tampak kawanan hiu tutul berkeliaran berenang bebas. Mereka hidup berkoloni antara 3 sampai 4 ekor. Ukuran hewan mamalia pemakan plankton ini antara 4 sampai 7 meter dan diperkiran jumlahnya mencapai belasan bahkan mungkin bisa sampai lebih dari puluhan ekor.

Dengan banyaknya hiu tutul ini, membuat masyarakat banyak ingin menontonnya dan berharap ada petugas Sat Polair Polres Situbondo rutin melakukan patroli guna memastikan hiu ini berkeliaran secara aman. Koloni hiu tutul dengan nama latin rhincodon typus ini, memiliki tekstur kulit berwarna gelap serta ada bintik-bintik tutul. Hiu paus muncul pada pagi atau sore hari dengan kondisi cuaca mendung, hiu ini sangat menyukai kondisi suhu laut sedang hangat.

Menurut Ir.H.Eko Prayudi selaku Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo, pihaknya berharap warga pesisir laut, khususnya nelayan agar tidak mengganggunya dan bersama-sama menjaga kawanan hiu laut pada saat ke pinggir. “Agar kelestariannya bisa terjaga dan fenomena ini bisa mendatangkan wisatawan,” jelas H Eko.

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://memontum.com/77404-kawanan-hiu-tutul-muncul-di-situbondo-lagi

Thursday, February 7, 2019

Heboh, Hiu Tutul Muncul di Dermaga Panarukan Situbondo - FaktualNews.co

SITUBONDO, FaktualNews.co – Kawanan hiu tutul muncul di perairan Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, tepatnya muncul di Dermaga Pelabuhan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Kamis (7/2/2019).

Praktis, fenomena munculnya kawanan mamalia besar itu menghebohkan warga sekitar. Bahkan, hanya dalam hitungan menit, para nelayan dan puluhan warga sekitar, mereka berdatangan ke dermaga, tempat kawanan hiu tultul muncul, untuk melihat secara langsung.

Pantauan FaktualNews.co dilapangan, sekitar satu jam lebih kawanan hiu tultul berukuran sekitar tiga meter lebih itu, diketahui menampakan diri ke permukaan laut sembari berputar-putar di sekitar Dermaga Pelabuhan, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Situbondo.

Usai berputar-putar dan menampakan diri ke permukaan, dengan cara mengelilingi dermaga sekitar satu jam lebih, kawanan hiu tultul dengan bintik-bintik dipunggungnya itu, diketahui kembali ke tengah laut.

Diduga kuat, kawanan hiu tultul kerasan di Perairan Situbondo, karena makanan kesukaan mamalia besar sejenis plankton melimpah di Perairan Situbondo.

Budiyanto (32), salah seorang warga Dusun Somangkaan, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Situbondo mengatakan, dirinya dan keluarganya sengaja datang ke dermaga pelabuhan Panarukan, dengan tujuan untuk secara langsung munculnya kawanan hiu tultul tersebut.

“Karena saya dan keluarga penasaran, sehingga begitu ada informasi ada kawanan hiu muncul, saya dan keluarga langsung meluncur ke dermaga,” kata Budiyanto, Kamis (7/2/2019).

Menurutnya, muncul kawanan hiu tultul dengan bintik-bintik dipunggungnya di Dermaga Pelabuhan Panarukan, Situbondo itu, langsung dimanfaatkan puluhan warga sektar, untuk mengabadikan momen langkah tersebut, dengan kamera ponselnya.

Sementara itu, Haryono (41), salah seorang warga setempat yang lain mengatakan, sekitar dua pekan lalu, kawanan hiu tultul tersebut juga muncul dan menampakan diri ke permukaan di Perairan, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Situbondo.

“Meski sudah dua kali muncul dan menampakan diri ke permukaan laut, namun muncul kawanan mamalia besar pemakan sejenis plankton itu, masih menarik warga Situbondo,” pungkanya.

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://faktualnews.co/2019/02/07/heboh-hiu-tutul-muncul-di-dermaga-panarukan-situbondo/122770/

Wednesday, February 6, 2019

Ilmuwan: Air Laut Akan Berubah Warna - VIVA - VIVA.co.id

VIVA – Isu tentang perubahan iklim sudah banyak diperbincangkan dalam beberapa tahun terakhir. Sederet dampaknya juga telah dipaparkan, termasuk suhu panas, intensitas hujan dan cuaca, serta pencemaran udara.

Yang terbaru, menurut studi, perubahan iklim juga dapat menyebabkan lautan berubah warna, dan ini akan berlangsung pada akhir abad ini. Perubahan warna lautan itu dijelaskan karena perubahan iklim secara signifikan mengubah fitoplankton di lautan dunia.

Dilansir dari laman Fox News, Rabu, 6 Februari 2019, ketika suhu laut naik - sekitar 4,8 derajat Fahrenheit - pertumbuhan plankton akan meningkat, membuat warna biru dan hijau lautan lebih hidup, karena sinar matahari berinteraksi dengan molekul air.

Jika fitoplankton lebih sedikit maka menyebabkan air laut terlihat biru. Sebaliknya jika fitoplankton berjumlah banyak, menghasilkan warna lautan yang lebih hijau.

"Model ini menunjukkan perubahan tidak akan tampak besar dengan mata telanjang, dan lautan akan tetap terlihat seperti memiliki daerah biru di area subtropis dan lebih hijau di dekat khatulistiwa dan kutub," kata Stephanie Dutkiewicz, seorang ilmuwan peneliti utama di Departemen MIT Bumi, Atmosfer, dan Ilmu Planet dan Program Bersama tentang Sains dan Kebijakan Perubahan Global.

"Pola dasar itu akan tetap terjadi. Tapi itu akan cukup berbeda sehingga akan memengaruhi sisa jaring makanan yang didukung fitoplankton," ujarnya.

Lihat Juga

Daerah yang sudah cukup biru, terutama daerah subtropis, akan menjadi lebih biru. Daerah-daerah yang kaya nutrisi, termasuk yang berada di dekat kutub, dapat berubah menjadi lebih hijau, karena suhu yang lebih hangat menghasilkan fitoplankton yang lebih beragam.

Menurut peneliti, satelit telah melakukan pengukuran warna laut secara terus-menerus sejak akhir 1990-an. Dengan mengamati pengukuran ini, tingkat cholorophyll dapat ditentukan, yang bisa jadi terkait dengan pemanasan global atau fenomena cuaca, seperti El Nino atau La Nina.

Dampak dari fitoplankton yang lebih sedikit akan menimbulkan efek berkurangnya karbon dioksida dari udara, yang membantu mengatur iklim. Selain itu, fitoplankton juga menjadi makanan bagi makhluk laut lainnya, termasuk zooplankton yang merupakan makanan ikan.

"Itu bisa berpotensi sangat serius," Dutkiewicz menambahkan tentang perubahan warna di lautan.

"Berbagai jenis fitoplankton menyerap cahaya secara berbeda, dan jika perubahan iklim memindahkan satu komunitas fitoplankton ke komunitas lain, itu juga akan mengubah jenis jaring makanan yang mereka support." (dhi)

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://www.viva.co.id/digital/digilife/1118524-ilmuwan-air-laut-akan-berubah-warna

Tuesday, February 5, 2019

Dampak Negatif Perburuan Kejam Lumba-lumba Bagi Laut - detikTravel

Jakarta - Perburuan kejam terhadap lumba-lumba di Taiji, Jepang tak hanya menyayat hati. Aktivitas ini juga berdampak negatif bagi ekosistem laut.

Perburuan lumba-lumba di Kota Taiji, Jepang mendapatkan kecaman dari banyak kalangan termasuk para traveler pemerhati lingkungan. Bukan hanya perihal sadis, aktivitas yang berdalih tradisi ini juga memiliki efek samping bagi kesehatan laut.

Lumba-lumba adalah pemakan ikan-ikan pelagis. Jika populasi lumba-lumba menurun secara global tentu akan terjadi kelimpahan populasi ikan-ikan pelagis.

"Dampaknya adalah menurunnya populasi nutrien yang menjadi makanannya. Dan hal ini berdampak negatif terhadap kelompok ikan yang makanannya bergantung pada sediaan nutrien atau plankton," ujar Dharmadi, Badan Riset Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP), Senin (6/2/2019).

Dharmadi menambahkan dampak lainnya, kelompok ikan predator menjadi terlalu banyak karena melimpahnya ikan-ikan pelagis. Secara ekosistem tentu akan berpengaruh terhadap keseimbangan populasi biota Laut.

Jika eksploitasi ini terus terjadi, dikuatirkan dapat berdampak pada spesies ikan tertentu yang menjadi booming atau melimpah. Dan hal ini berkaitan juga dengan spesies biota lainnya.

"Meledaknya populasi ikan non ekonomis potong dan secara ekonomi akan menurunkan pendapatan negara," jelas Dharmadi.

Dampak negatif juga diungkapkan oleh Dr Ing Widodo S Pranowo, Ketua Laboratorium Data Laut dan Pesisir, Pusat Riset Kelautan KKP.

"Dolphin itu habitatnya sepertinya tidak terlalu jauh ke samudera lepas. Dolphin makan ikan-ikan kecil di pesisir. Sementara di perairan pesisir Jepang beberapa lokasi seperti Fukushima dan beberapa perairan pesisir teluknya banyak industri," kata Widodo.

Widodo menjelaskan bahwa mengkonsumsi daging lumba-lumba bukanlah pilihan tepat. Dikhawatirkan kalau limbah-limbah logam berat seperti merkuri terdapat di perairan pesisir. Limbah tersebut akan terakumulasi dalam ikan-ikan kecil yang kemudian dimakan oleh lumba-lumba.

Hal inilah yang memungkinkan adanya akumulasi logam berat di daging lumba-lumba.

"Begitu juga misalkan adanya lepasan senyawa nuklir yang terlepas ke badan air laut pesisir, dari ledakan reaktor Fukushima, maka mungkin saja terakumulasi di daging lumba-lumba," jelas Widodo.

Bila daging lumba-lumba ini dikonsumsi oleh manusia, dalam hal ini penduduk Taiji, maka Departemen kesehatan Jepang seharusnya mengukur dan memantau kandungan logam berat ataupun senyawa nuklir pada tubuh penduduk Taiji. Karena logam berat seperti merkuri memberikan efek yang sangat berbahaya.

"Efeknya mungkin tidak bisa dilihat dalam jangka waktu yang pendek, namun kemungkinan bisa muncul pada jangka waktu yang lama," tutur Widodo. (bnl/fay)

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://travel.detik.com/travel-news/d-4415422/dampak-negatif-perburuan-kejam-lumba-lumba-bagi-laut

Hiu Tutul Raksasa Hebohkan Wisatawan Pasir Putih Situbondo - Harian Bhirawa

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro http://harianbhirawa.com/hiu-tutul-raksasa-hebohkan-wisatawan-pasir-putih-situbondo/

Monday, February 4, 2019

Sensor Klorofil Citra Satelit Memudahkan Nelayan Mencari Ikan, Hanya Digunakan oleh Nelayan Besar - Tribun Jabar

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Para nelayan di Indramayu sudah menggunakan hasil citra satelit dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) untuk menangkap ikan. Mereka tak kesulitan lagi mencari potensi ikan di laut dan tak hanya menangkap ikan di perairan Indramayu.

Kepala Biro Kerja Sama Humas dan Umum Lapan Christianus Dewanto, mengatakan, kemudahan ini bisa juga digunakan oleh nelayan Cianjur asal mempunyai kapal yang besar. Pasalnya, kata Christianus, potensi ikan hasil citra satelit Lapangan bisa dilakukan dalam jarak 12 mil dari garis pantai

"Sistemnya tidak untuk nelayan kecil karena harus berlayar 12 mil dari garis pantai, citra satelit ini intinya memudahkan nelayan menangkap ikan," kata Christianus, saat sosialisasi keantariksaan di Gedung Assakinah, Jalan KH Abdulah Bin Nuh, Cianjur, Senin (4/2/2019).

Ia mengatakan, citra satelit dispesifik lagi dengan alat sensor klorofil, plankton, dan temperatur permukaan laut. Jika hasil dari tiga indikasi tersebut besar, maka besar pula kemungkinan ikan di daerah tersebut.

"Seperti contoh nelayan Indramayu, mereka tak melulu mencari ikan di perairan Utara, setelah diberi hasil citra satelit banyak dari mereka yang pergi berlayar ke laut Hindia," kata Christianus.

Ia mengatakan, informasi hasil citra satelit potensi keberadaan ikan dikirim ke setiap provinsi. Tinggal kabupaten/kota yang harus aktif bertanya kepada provinsi.

27 TPS di Kabupaten Cirebon Kekurangan Kotak Suara

Sosialisasi keantariksaan dikerjakan oleh Lapan diprakarsai Joko Purwanto dari Komisi VII DPR RI. Joko berharap semakin banyak orang yang paham tentang tujuan pembangunan berkelanjutan dari setiap stakeholder yang ia bawa ke daerah.

"Lapan ini bisa menyumbangkan berbagai macam data melalui citra satelit atau penginderaan jarak jauh, seperti potensi energi, potensi lahan sawah untuk ketahanan pangan, potensi ikan, bahkan citra satelit digunakan untuk penanganan bencana," kata Joko.

Ustaz Haikal Hassan Siap Berdebat Soal Sila Keempat dan Pilpres Langsung

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro http://jabar.tribunnews.com/2019/02/04/sensor-klorofil-citra-satelit-memudahkan-nelayan-mencari-ikan-hanya-digunakan-oleh-nelayan-besar

Sunday, February 3, 2019

Oarfish Muncul di Jepang, Diyakini Pertanda Datangnya Tsunami - SINDOnews.com

loading...

TOKYO - Masyarakat Jepang dilanda kekhawatiran sejak Jumat pekan lalu setelah ikan oar (oarfish) yang langka muncul di Prefektur Toyama. Ikan ini diyakini sebagai pertanda untuk gempa bumi dan tsunami.

Kekhawatiran publik itu menjadi perbincangan online. Sudah tujuh ekor oarfish ditangkap dengan jaring di perairan utara Prefektur Toyama.

Awal pekan ini, seekor ikan oar berukuran panjang 3,2 meter (10,5 kaki) hanyut di pantai Teluk Toyama, sedangkan ikan serupa dengan panjang 4 meter (13 kaki) tersangkut di jaring ikan di lepas pelabuhan Imizu.

Baca Juga:

Oarfish yang sulit ditangkap ini biasanya muncul di kedalaman antara 200 dan 1.000 meter (650 hingga 3.200 kaki) dan ditandai oleh kulit keperakan dan sirip merah.

Secara tradisional oarfish dikenal sebagai "Ryugu no tsukai" dalam bahasa Jepang, atau "Messenger from the Sea God's Palace", yakni legenda yang mengatakan bahwa ikan itu menempatkan diri mereka di pantai di ujun gempa bumi bawah laut. Tetapi para ilmuwan membantah klaim tersebut.

“Tidak ada bukti ilmiah sama sekali untuk teori bahwa oarfish muncul di sekitar gempa besar. Tapi kami tidak dapat 100 persen menyangkal kemungkinan," kata penjaga Uozu Aquarium, Kazusa Saiba kepada CNN.

"Bisa jadi pemanasan global mungkin berdampak pada penampilan ikan oar atau alasan yang tidak kita sadari," ujarnya.

Mitos oarfish sebagai pertanda kehancuran memperoleh daya tarik setelah gempa Fukushima 2011 yang disusul tsunami. Bencana itu menewaskan lebih dari 20.000 orang. Menurut Kyodo News, setidaknya selusin oarfish telah hanyut ke garis pantai Jepang pada tahun sebelum bencana itu terjadi.

Saiba meragukan validitas teori yang mengaitkan oarfish dengan bencana tsunami. Saiba mengatakan satu penjelasan ilmiah yang mungkin adalah bahwa perubahan halus pada kerak bumi di dasar laut menjelang gempa bumi mungkin menyebabkan arus yang menggerakkan dan mendorong ikan itu dari dasar ke permukaan.

Tetapi, Osamu Inamura, direktur Uozu Aquarium, memiliki teori yang lebih ilmiah tentang penampakan ikan langka itu di Teluk Toyama. Menurutnya, ikan oar mengikuti pergerakan pasokan makanan mereka, sejenis udang mikro.

“Ketika pasokan udang mereka naik menuju plankton pada siang hari, oarfish kadang-kadang mengikuti dan tertangkap di jaring nelayan,” kata Inamura.

(mas)

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://international.sindonews.com/read/1375938/40/oarfish-muncul-di-jepang-diyakini-pertanda-datangnya-tsunami-1549251469

Saturday, February 2, 2019

Oarfish Dianggap Pertanda Bencana di Jepang - detikNews

Oarfish Dianggap Pertanda Bencana di Jepang Kemunculan oarfish resahkan Jepang (Foto: Instagram/@uozuaquarium_official)
Tokyo - Kemunculan ikan langka, oarfish, membuat publik Jepang khawatir. Masyarakat punya kepercayaan munculnya oarfish sebagai pertanda gempa bumi dan tsunami.

Selama musim dingin ini, ditemukan tujuh ekor ikan yang dalam bahasa Jepang disebut 'Ryugu no tsukai' yang artinya 'Pembawa pesan dari Istana Dewa Laut'. Sebutan ini bisa jadi berkaitan dengan habitat ikan yang biasanya hidup di perairan sedalam 200 hingga 1.000 meter.

Oarfish yang memiliki bentuk mirip pita ini biasanya hanya hidup di perairan sedalam 200 hingga 1.000 meter. Ikan yang tergolong langka ini memiliki ciri khas sisik warna perak dan sirip warna merah di punggungnya. Ikan jenis ini biasanya memiliki ukuran raksasa, dengan diketahui yang paling panjang bisa mencapai 11 meter.

Mitos soal oarfish telah berkembang luas sejak lama. Mitos itu menyebut bahwa oarfish akan muncul ke pantai sebelum gempa bumi bawah laut terjadi.
Soal mitos oarfish sempat dikaitkan dengan gempa bumi dan tsunami dahsyat menerjang Fukushima pada 2011. Peristiwa itu menewaskan lebih dari 20 ribu orang. Laporan Kyodo News menyebutkan bahwa sedikitnya satu lusin ekor oarfish terdampar ke pantai-pantai Jepang dalam jangka waktu setahun sebelum bencana alam itu terjadi.
Selama musim dingin, sebanyak tujuh ekor oarfish muncul ke permukaan JepangSelama musim dingin, sebanyak tujuh ekor oarfish muncul ke permukaan Jepang (Foto: Instagram/@uozuaquarium_official)

Sementara pada tahun ini, seperti dilansir CNN, Sabtu (2/2/2019), dua ekor oarfish--yang juga disebut ikan raja herring--ditemukan setelah terjerat jaring nelayan di perairan dekat Prefektur Toyama, Jepang pada Jumat (1/2) waktu setempat.

Sehingga total pada musim dingin ini ada tujuh ekor ikan yang muncul ke permukaan. Awal pekan ini, seekor oarfish dengan panjang 3,2 meter ditemukan terdampar di pantai Teluk Toyama. Sedangkan seekor oarfish lainnya dengan panjang 4 meter terjerat jaring nelayan di Pelabuhan Imizu.


Terkait mitos ini, para ilmuwan dengan tegas menyangkal. "Tidak ada bukti ilmiah sama sekali soal teori bahwa oarfish muncul menjelang gempa besar. Tapi kami tidak bisa 100 persen menyangkal kemungkinan yang terjadi," ucap penjaga Akuarium Uozu, Kazusa Saiba, kepada CNN.

"Itu bisa saja menunjukkan bahwa pemanasan global mungkin berdampak pada kemunculan oarfish atau untuk alasan yang belum kita ketahui," imbuhnya.

Saiba menyebut penjelasan ilmiah paling mungkin adalah perubahan tak kentara pada lempeng bumi di dasar lautan menjelang terjadinya gempa 'mungkin membuat arus laut bergejolak dan mendorong mahkluk laut yang ada di dasar muncul ke permukaan'.


Secara terpisah, Direktur Akuarium Uozu, Osamu Inamura, memiliki teori yang lebih ilmiah soal kemunculan oarfish di Teluk Toyama, Inamura menyebut oarfish pada dasarnya mengikuti pergerakan suplai makanan mereka, yakni semacam udang mikro.
Masyarakat Jepang punya keyakinan munculnya oarfish berkaitan dengan munculnya gempa bumi dan tsunamiMasyarakat Jepang punya keyakinan munculnya oarfish berkaitan dengan munculnya gempa bumi dan tsunami (Foto: Instagram/@uozuaquarium_official)

"Ketika suplai udang mereka meningkat terhadap plankton pada siang hari, oarfish terkadang mengikutinya dan terjerat jaring nelayan," jelas Inamura.

Hiroyuki Motomura, profesor iktiologi--pengkajian tentang ikan--dari Universitas Kagoshima membeberkan sejumlah faktor yang bisa membuat oarfish muncul ke permukaan. Dia mengatakan oarfish tidak benar-benar langka.


"Saya memiliki 20 spesimen ikan jenis ini dalam koleksi saya, jadi ini bukannya spesies sangat langka, tapi saya meyakini bahwa ikan-ikan ini cenderung naik ke permukaan ketika kondisi fisiknya melemah, mengikuti arus air laut, itulah mengapa ikan-ikan itu seringkali sudah mati saat ditemukan," sebut Motomura seperti dilansir South China Morning Post dan New York Post, Sabtu (2/2).

"Keterkaitan dengan laporan aktivitas seismik merujuk kembali ke bertahun-tahun lalu, tapi tidak ada bukti ilmiah soal keterkaitan itu, jadi saya pikir orang-orang tidak perlu khawatir," imbuhnya.

Kekhawatiran publik Jepang mencuat di Twitter. Sejumlah netizen mencoba bertanya soal munculnya ikan dengan kondisi di dasar lautan.
(jbr/knv)

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://news.detik.com/internasional/4412000/oarfish-dianggap-pertanda-bencana-di-jepang

Tips Menyiapkan Media Pemijahan dan Menyediakan Pakan Belut - Trubus.id

M Fajar Junairiyata (53) di kolam budidaya belut miliknya di Desa Cipambuan, Babakan Madang, Sentul Selatan, Kabupaten Bogor. (Trubus.id/ Hadi Nugroho)

Trubus.id -- Ada beberapa syarat dan kriteria untuk bisa berhasil memijahkan belut. M Fajar Junairiyata (53), peternak belut air jernih di desa Cipambuan, Kecamatan Babakan Madang, Sentul Selatan, Kabupaten Bogor mengatakan, salah satu syarat itu adalah menyiapkan media yang subur dan gembur.

"Subur itu berarti berkaitan dnegan banyaknya biota yang hidup di dalam lumpur. Itu terutama plankton. Sehingga belut itu sperti makluk hidup yang lain, belut itu melindungi anak-anaknya jadi belut itu akan berusaha untuk anak-anaknya bisa menetas dan tumbuh sampai besar, ini naluri-naluri dari induknya," jelasnya kepada Trubus.id belum lama ini.

Langkah selanjutnya yang harus disiapkan adalah lokasi yang tenang. Fajar menjelaskan, suasana yang tenang sangat penting karena belut tidak akan mau memijah jika lingkungannya terganggu.

Baca Lainnya : Dulu Belut Sawah Dipancing di Sawah, Kini Sudah Bisa Dibudidayakan di Kolam

Setelah kedua faktor itu terpenuhi, syarat lain adalah ketersediaan pakan. Fakar menjelaskan, meski belut adalah hewan karnifora, namun tidak semua daging dikonsumsinya. Menurut Fajar, belut akan memiliki nafsu makan yang tinggi jika pakanya juga sesuai dnegan selera mereka. 

"Di alam itu pakan yang paling banyak tersedia itu dia adalah plankton. Tapi tentu aja plankton yang dari jenis hewan. Waktu kita membuat media, kita upayakan kita suburkan medianya itu. Kita suburkan kita campur dengan kotoran sapi dengan jerami, itu tidak lain dan tidak bukan untuk menumbuhkan plankton tadi.

Fajar menambahkan, masalah pakan untuk belut memijah tentunya berbeda jika dibandingkan dengan tahap pembesaran, khususnya pembesaran belut di air jernih seperti yang ia lakukan sejak tahun 2009 ini.

"Kalau kita budidaya di air yang bening itu kita tidak berharap banyak ada plankton. Di air bening tentu pakan yang paling baik kita berikan yang proteinnya tinggi. Jadi cacing menempati peringkat pakan yang paling baik bagi belut," terangnya lagi.

Baca Lainnya : Budidaya Belut Pakai Tong dan Drum

Untuk itu ia menyarankan, untuk mendapatkan pakan yang baik agar pertumbuhan yang cepat, selain menyiapkan media subur yang banyak mengandung plankton ada pakan lain yang bisa ditambahkan. 

"Misalnya kita dengan budidaya cacing, kalau gak ada cacing apa saja, kecebong anak anak kodok bisa atau serangga," terangnya lagi.

Selain itu, ada pakan lain juga yang menurut fajar lebih efisien untuk menekan biaya produksi. Pakan itu adalah daging lele atau ikan lain seperti ikan mujaer atau nila yang harganya lebih ekonomis dibandingkan harga belut itu ketika sudah memasuki masa panen. Caranya, ikan-ikan itu digiling dan kemudian diberikan langsung kepada belut peliharaan kita.

Langkah-langkah menyiapkan media untuk pemijahan belut menurut M Fajar.

  1. Lumpur Inti media pemijahan belut adalah lumpur. Namun lumpur harus dibuat subur dan gembur yang kaitannya dengan banyaknya biota yang hidup di dalam lumpur itu.
  2. Penambahan bahan lain. Untuk mendapat lumpur yang baik sebagai media pemijaha, lumpur bisa diaduk dengan jerami, kotoran sapi dan juga gedebong pisang. 
  3. Media disusun bahan-bahan yang sudah disiapkan kemudian harus disusun. Penyusunan bisa dengan dilapis-lapis atau dengan cara ditebar saja. Pelapisan ini dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat proses pembusukan.
  4. Lapisan pada lumpur. Untuk mendapat media pemijahan yang baik, pertama media pemijahan yang masih kosong diisi pupuk kandang setebal 5 cm yang kemudian ditambah jerami setebal 5cm, kemudian lumpur kurang lebih 5cm. Begitu seterusnya diulang hingga lapis mncapai ketinggian 60 cm.
  5. Lapisan media pemijahan ditunggu hingga matang. Ketika lapisan demi lapisan sudah dibuat, saat bahan-bahan itu matang tingkat ketinggian akan menyusut. Jika dari 60 cm lapisan sudah menjadi sekitar 40 cm, maka media sudah bisa digunakan. Namun idealnya tinggi lapisan yang paling baik adalah ketika lapisan itu sudah menyusut menjadi hingga 25-35 cm. 
  6. Lapisan dihancurkan agar menjadi homogen. Setelah lapisan-semi lapisan matang dan menyusut, langkah terakhir yang harus dilakukan adalah mengaduknya hingga hancur dan menjadi lumpur homogen. Setelah itu, baru indukan bisa dimasukan ke dalam media pemijahan itu. [RN]

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://m.trubus.id/baca/25855/tips-menyiapkan-media-pemijahan-dan-menyediakan-pakan-belut

Ancaman Nyata, Semua Mamalia Laut dalam Studi Ini "Terinfeksi" Mikroplastik - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Sebuah penelitian di AS mengungkap kabar buruk dari para mamalia laut. Studi tersebut mengamati tentang "infeksi" mikroplastik pada sistem pencernaan hewan laut yang terdampar di lepas pantai AS.

Kabar buruknya, mereka menemukan materi mikroplastik pada setiap makhluk yang diuji. Hal ini kemudian dilaporkan dalam jurnal Scientific Reports.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari 50 hewan oleh anggota Scottish Marine Animal Stranding Scheme dan the Cetacean Strandings Investigation Programme.

Mereka menermukan, 84 persen plastik pada makhluk-makhluk laut itu adalah serat sintetis dari produk seperti pakaian dan jaring ikan. Sisanya adalah plastik dari kemasan makanan dan minuman.

Baca juga: 5 Cara Kurangi Mikroplastik agar Kasus Paus Wakatobi Tak Terulang Lagi

Untuk diketahui, mikroplastik dalam penelitian ini didefiniskan sebagai fragmen yang berukuran 5 milimeter atau lebih kecil.

Hasil penelitian menemukan, jumlah mikroplastik pada hewan yang mati akibat infeksi lebih banyak dibanding makhluk laut yang mati dengan sebab lain.

Sayangnya, masih belum jelas apakah plastik-plastik itu yang menyebabkan infeksi pada mamalia laut.

"(Studi) ini menyoroti besarnya polusi plastik. Kami berharap menemukan plastik tetapi agar terkejut ketika menemukan serat plastik di setiap hewan dari semua spesies," ungkap Brendan Godley, rofesor ilmu konservasi di University of Exeter dikutip dari Newsweek, Kamis (31/01/2019).

Godley sempat merasa lega karena ukuran plastik tersebut relatif kecil sehingga mudah dikeluarkan dari tubuh hewan-hewan itu.

Namun, masih belum diketahui apa dampak dari mikroplastik tersebut pada tubuh mamalia laut.

"Kami belum tahu efek dari partikel-partikel ini pada mamalia laut. Ukurannya yang kecil berarti mereka bisa dengan mudah dikeluarkan," kata Penelope Lindeque, kepala kelompok penelitian plastik laut di Plymouth Marine Laboratory.

"Tetapi sementara mikroplastik tidak mungkin menjadi ancaman utama bagi spesies ini, kami masih khawatir dengan dampak dari bakterim virus, dan kontaminan yang dibawa pada plastik," imbuhnya.

Godley juga menekankan nantinya penelitian ini akan diperluas dengan menggunakan sampel dari berbagai lokasi geografis.

Baca juga: Ancaman Makin Nyata, Garam dan Ikan Teri Juga Tercemar Mikroplastik

"Saya khususnya prihatin dengan paus yang makan dengan cara menyaring," katanya.

Penelitian sebelumnya juga telah menyoroti bahwa hewan-hewan laut pemakan plankton memiliki risiko besar akibat polusi laut.

Pesan yang disampaikan pada penelitian baru ini adalah plastik telah mencemari lingkungan kita hingga semua satwa liat di laut juga terpengaruh.

Godley menyerukan, langkah pertama mengatasi masalah plastik ini adalah dengan membatasi penggunaannya.

"Tetapi pada waktunya, ada kemungkinan bahwa kita perlu melihat dengan sangat jelas pada semua aspek hubungan kita dengan plastik," kata Godley.

"Berkenaan dengan serat yang ditemukan pada hewan penelitian kita, polimer apa yang kita gunakan dalam pakaian kita dan bagaimana kita mencucinya dan meminimalkan tumpahan lingkungan akan menjadi dua pertanyaan untuk diatasi. Plastik sangat berguna; tapi cara kita saat ini untuk mengelola mereka yang menjadi masalah," imbuhnya.

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://sains.kompas.com/read/2019/02/02/184155423/ancaman-nyata-semua-mamalia-laut-dalam-studi-ini-terinfeksi-mikroplastik

Terungkap! Ini Dia Silsilah Keluarga Spongebob Squarepants! - Duniaku Network

Spongebob Squarepants sebagai karakter utama kartun ini, tentunya kita kenal banget dong. Namun seperti orang barat lainnya, ia hidup sendiri di rumah nanasnya dan jarang kita mengenal keluarganya. Namun bukan berarti keluarga Spongebob Squarepants tidak pernah muncul di kartun ini, bahkan kita bisa menelaah silsilah keluarga Spongebob Squarepants.

Mungkin kita sempat bingung melihat orang tua Spongebob yang merupakan spons laut tapi tidak kotak seperti Spongebob. Namun jika dilihat dari silsilah keluarga Spongebob, maka mereka memang benar orang tua Spongebob karena garis keturunan lainnya juga merupakan spons kotak seperti Spongebob.

Siapa saja ya moyang dan bahkan keturunan dari Spongebob Squarepants? Yuk kita simak silsilah keluarga Spongebob Squarepants!

Primitive Sponge

Primitive Sponge adalah leluhur tertua dari silsilah keluarga Spongebob Squarepants. Primitive Sponge muncul pada episode “SB-129” dimana Squidward yang membeku di ruang pembeku es selama 2000 tahun, bertemu dengan Spongetron, keturunan Spongebob dari masa depan. Nantinya mereka akan mengunjungi masa prasejarah Bikini Bottom.

Ciri khasnya adalah memiliki gigi taring yang tajam

Spongegar Squarepants

Nenek moyang Spongebob pada zaman purba. Dia muncul pada episode “Ugh” yang menceritakan sebuah kisah bahwa Spongegar dan Patar telah menemukan sebuah api unggun yang berasal dari petir dan akhirnya Spongegar, Patar, dan Squoq pun rebutan api unggun.

Ciri khasnya adalah memiliki alis yang tebal dan menyatu.

Spongebuck Squarepants

Dia muncul pada episode “Pest Of The West” yang menceritakan bahwa Spongebuck sedang mencari pekerjaan koki di kota Dead Eye Gulch dan berhasil mengalahkan Sherrif Dead Eye Plankton. Akhirnya dia menjadi sherrif sekaligus koki di sana.

Grandpa Squarepants

Kakek dari Spongebob Squarepants. Grandpa Squarepants suka mengingat perkataan kepada Spongebob. Dan Spongebob pernah mengingat kata kata yang pernah diucapkan oleh Grandpa Squarepants pada episode “Rock Bottom” dan “The Spongebob Who Can Fly”.

Grandma Squarepants

Nenek dari Spongebob Squarepants. Beliau adalah ibu dari ayah Spongebob yaitu Harold, dan juga ibu dari Sherm dan Captain Blue. Beliau muncul di episode “Grandma Kisses”. Sifatnya sangat keibuan dan memanjakan Spongebob seolah-olah ia masih anak-anak.

Sherm Squarepants

Paman Spongebob Squarepants yang bisa memasukan semangka ke dalam hidungnya dalam episode “Pest Of The West”. Anaknya bernama Stanley Sherm Squarepants.

Harold Squarepants

Ayah dari Spongebob Squarepants. Dia pernah muncul di beberapa episode Spongebob seperti episode “Home Sweet Pinneaple”, “Culture Shock”, “No Free Rides”, dan lainnya.

Claire Squarepants

Ibu dari Spongebob. Ia biasanya muncul mendampingi suaminya di berbagai episode yang sama.

Paman Kevin/Blue Squarepants

Paman Kevin alias Captain Blue Squarepants muncul pada episode “Blackjack”. Telinganya sudah budek jadi sulit menangkap pembicaraan orang.

Stanley Squarepants

Sepupu Spongebob yang menyebalkan. Setiap benda yang dipegang sama dia pasti rusak. Sayangnya Spongebob  sealu menjadi kambing hitam dengan harus mengaku kalo dia yang merusakkannya.

Blackjack Squarepants

Sepupu Spongebob yang kekar. Ciri khasnya adalah suka membuli terutama Spongebob.

Todd Squarepants

Sepupu Spongebob yang hanya muncul di komik yang berjudul “The Never Ending Stay”. Ia berkacamata dan memiliki kumis dan jenggot.

Spongebob Squarepants

Karakter utama dari kartun ini.

Grandson Squarepants

keluarga Spongebob

Dia adalah cucu Spongebob dari masa depan. Dia muncul pada episode The Great Patty Caper. Pada akhir episode The Great Patty Caper, Spongebob yg sudah tua menceritakan petualangannya kepada cucunya, tapi Grandson tidak peduli dan malah sibuk main hp

Spongetron Squarepants

Dia adalah keturunan Spongebob Squarepants pada masa depan yang muncul di episode “SB-129”. Saat itu Squidward yang terjebak di gudang es selama 2000 tahun akhirnya bisa diselamatkan oleh Spongetron ini.

Bagaimana menurut kamu mengenai silsilah keluarga Spongebob Squarepants? Manakah keluarga Spongebob kesukaanmu? Yuk kita share, tag, dan beri komentar kamu di sini!

sumber: Encyclopedia SpongeBobia

Share this article

TENTANG PENULIS


Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://www.duniaku.net/2019/02/02/terungkap-ini-dia-silsilah-keluarga-spongebob-squarepants/

Kemunculan Ikan Langka di Jepang Bikin Resah, Dianggap Pertanda akan Datangnya Bencana Besar - Aceh Satu

ACEHSATU.COM | TOKYO – Kekhawatiran akan terjadinya bencana alam tengah menyelimuti publik Jepang setelah kemunculan ikan langka oarfish.

Oarfish yang hanya hidup di lautan dalam itu, selalu diyakini sebagai pertanda gempa bumi dan tsunami.

Seperti dilansir CNN, Sabtu (2/2/2019), dua ekor oarfish — yang juga disebut ikan raja herring — ditemukan setelah terjerat jaring nelayan di perairan dekat Prefektur Toyama, Jepang pada Jumat (1/2) waktu setempat.

Temuan ini menambah jumlah oarfish yang muncul ke permukaan menjadi total tujuh ekor selama musim dingin ini.

Awal pekan ini, seekor oarfish dengan panjang 3,2 meter ditemukan terdampar di pantai Teluk Toyama. Sedangkan seekor oarfish lainnya dengan panjang 4 meter terjerat jaring nelayan di Pelabuhan Imizu.

Diketahui bahwa oarfish yang memiliki bentuk mirip pita ini biasanya hanya hidup di perairan sedalam 200 hingga 1.000 meter.

BACA: Wali Kota Higashimatsushima Jepang Hadiri Seminar Internasional CoMU Project di Balai Kota

Ikan yang tergolong langka ini memiliki ciri khas sisik warna perak dan sirip warna merah di punggungnya. Ikan jenis ini biasanya memiliki ukuran raksasa, dengan diketahui yang paling panjang bisa mencapai 11 meter.

Secara tradisional, oarfish disebut sebagai ‘Ryugu no tsukai’ dalam bahasa Jepang, yang berarti ‘Pembawa pesan dari Istana Dewa Laut’.

Mitos soal oarfish telah berkembang luas sejak lama. Mitos itu menyebut bahwa oarfish akan muncul ke pantai sebelum gempa bumi bawah laut terjadi.

BACA: Meski Dikecam Dunia, Jepang Tetap Berburu Ikan Paus Secara Komersial

Para ilmuwan dengan tegas menyangkal mitos-mitos semacam itu. “Tidak ada bukti ilmiah sama sekali soal teori bahwa oarfish muncul menjelang gempa besar. Tapi kami tidak bisa 100 persen menyangkal kemungkinan yang terjadi,” ucap penjaga Akuarium Uozu, Kazusa Saiba, kepada CNN.

“Itu bisa saja menunjukkan bahwa pemanasan global mungkin berdampak pada kemunculan oarfish atau untuk alasan yang belum kita ketahui,” imbuhnya.

loading...

loading...

Mitos soal oarfish sebagai pertanda kehancuran menarik perhatian publik setelah gempa bumi dan tsunami dahsyat menerjang Fukushima, Jepang tahun 2011 dan menewaskkan lebih dari 20 ribu orang. Laporan Kyodo News menyebutkan bahwa sedikitnya satu lusin ekor oarfish terdampar ke pantai-pantai Jepang dalam jangka waktu setahun sebelum bencana alam itu terjadi.

Sementara dirinya meragukan mitos yang beredar, Saiba menyebut penjelasan ilmiah paling mungkin adalah perubahan tak kentara pada lempeng Bumi di dasar lautan menjelang terjadinya gempa ‘mungkin membuat arus laut bergejolak dan mendorong mahkluk laut yang ada di dasar muncul ke permukaan’.

Secara terpisah, Direktur Akuarium Uozu, Osamu Inamura, memiliki teori yang lebih ilmiah soal kemunculan oarfish di Teluk Toyama, Inamura menyebut oarfish pada dasarnya mengikuti pergerakan suplai makanan mereka, yakni semacam udang mikro.

“Ketika suplai udang mereka meningkat terhadap plankton pada siang hari, oarfish terkadang mengikutinya dan terjerat jaring nelayan,” jelas Inamura. (*)

The Review

Source: Detik.com

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://acehsatu.com/kemunculan-ikan-langka-di-jepang-bikin-resah-dianggap-pertanda-akan-datangnya-bencana-besar/