ACEHSATU.COM | TOKYO – Kekhawatiran akan terjadinya bencana alam tengah menyelimuti publik Jepang setelah kemunculan ikan langka oarfish.
Oarfish yang hanya hidup di lautan dalam itu, selalu diyakini sebagai pertanda gempa bumi dan tsunami.
Seperti dilansir CNN, Sabtu (2/2/2019), dua ekor oarfish — yang juga disebut ikan raja herring — ditemukan setelah terjerat jaring nelayan di perairan dekat Prefektur Toyama, Jepang pada Jumat (1/2) waktu setempat.
Temuan ini menambah jumlah oarfish yang muncul ke permukaan menjadi total tujuh ekor selama musim dingin ini.
Awal pekan ini, seekor oarfish dengan panjang 3,2 meter ditemukan terdampar di pantai Teluk Toyama. Sedangkan seekor oarfish lainnya dengan panjang 4 meter terjerat jaring nelayan di Pelabuhan Imizu.
Diketahui bahwa oarfish yang memiliki bentuk mirip pita ini biasanya hanya hidup di perairan sedalam 200 hingga 1.000 meter.
BACA: Wali Kota Higashimatsushima Jepang Hadiri Seminar Internasional CoMU Project di Balai Kota
Ikan yang tergolong langka ini memiliki ciri khas sisik warna perak dan sirip warna merah di punggungnya. Ikan jenis ini biasanya memiliki ukuran raksasa, dengan diketahui yang paling panjang bisa mencapai 11 meter.
Secara tradisional, oarfish disebut sebagai ‘Ryugu no tsukai’ dalam bahasa Jepang, yang berarti ‘Pembawa pesan dari Istana Dewa Laut’.
Mitos soal oarfish telah berkembang luas sejak lama. Mitos itu menyebut bahwa oarfish akan muncul ke pantai sebelum gempa bumi bawah laut terjadi.
BACA: Meski Dikecam Dunia, Jepang Tetap Berburu Ikan Paus Secara Komersial
Para ilmuwan dengan tegas menyangkal mitos-mitos semacam itu. “Tidak ada bukti ilmiah sama sekali soal teori bahwa oarfish muncul menjelang gempa besar. Tapi kami tidak bisa 100 persen menyangkal kemungkinan yang terjadi,” ucap penjaga Akuarium Uozu, Kazusa Saiba, kepada CNN.
“Itu bisa saja menunjukkan bahwa pemanasan global mungkin berdampak pada kemunculan oarfish atau untuk alasan yang belum kita ketahui,” imbuhnya.
loading...
loading...
Mitos soal oarfish sebagai pertanda kehancuran menarik perhatian publik setelah gempa bumi dan tsunami dahsyat menerjang Fukushima, Jepang tahun 2011 dan menewaskkan lebih dari 20 ribu orang. Laporan Kyodo News menyebutkan bahwa sedikitnya satu lusin ekor oarfish terdampar ke pantai-pantai Jepang dalam jangka waktu setahun sebelum bencana alam itu terjadi.
Sementara dirinya meragukan mitos yang beredar, Saiba menyebut penjelasan ilmiah paling mungkin adalah perubahan tak kentara pada lempeng Bumi di dasar lautan menjelang terjadinya gempa ‘mungkin membuat arus laut bergejolak dan mendorong mahkluk laut yang ada di dasar muncul ke permukaan’.
Secara terpisah, Direktur Akuarium Uozu, Osamu Inamura, memiliki teori yang lebih ilmiah soal kemunculan oarfish di Teluk Toyama, Inamura menyebut oarfish pada dasarnya mengikuti pergerakan suplai makanan mereka, yakni semacam udang mikro.
“Ketika suplai udang mereka meningkat terhadap plankton pada siang hari, oarfish terkadang mengikutinya dan terjerat jaring nelayan,” jelas Inamura. (*)
No comments:
Post a Comment