Monday, November 5, 2018

Rumpon Portable Dapat Dibawa dan Disimpan

IKAN pelagis umumnya dibedakan dalam dua kelompok. Ikan pelagis besar dan kecil. Rumponportableini efektif dan efisien untuk menangkap ikan pelagis besar dan kecil.

Biasanya penangkapan ikan pelagis menggunakan alat bantu rumpon. Sejak dulu, rumpon telah terbukti dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan melalui ketepatan daerah penangkapan. Namun, di lokasi tertentu terjadi penurunan hasil tangkapan.

Rumpon di berbagai daerah ada sedikit modifikasi di tiap lokasi. Umumnya, konstruksi rumpon menyerupai pepohonan yang dipasang atau ditanam pada kedalaman tertentu di suatu tempat di perairan laut yang berfungsi sebagai tempat berlindung, mencari makan, memijah dan berkumpulnya ikan.

Metode pemasangan rumpon laut dangkal dan rumpon laut dalam hampir sama. Perbedaannya hanya pada daerah pemasangan, serta bahan yang digunakan.

Secara garis besar rumpon, baik rumpon laut dalam maupun rumpon laut dangkal prinsipnya terdiri dari empat komponen utama. (1) pelampung atau float, (2) tali panjang atau rope, (3) pemikat ikan atau atractor dan (4) pemberat atau sinker.

Rumpon portable tidak lagi diletakkan secara tetap di perairan. Cara kerja rumpon portable ini diletakkan saat akan melakukan kegiatan penangkapan ikan.

Pengembangan rumpon portable ini dilakukan tim peneliti tim peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB). Masing-masing, Dr Roza Yusfiandayani, Prof Dr Mulyono S Baskoro dan Prof Dr Indra Jaya.

Itu sebabnya, rumpon portable memiliki beberapa keuntungan. Pertama, mudah dibawa dan ditempatkan di perairan. Kedua, dapat menjangkau perairan yang lebih jauh tanpa memerlukan biaya yang besar. Ketiga, memudahkan operasi penangkapan ikan.

Ketika tidak digunakan, dapat dibawa, dipindahkan ke daerah lain atau di simpan sampai dilakukan operasi penangkapan ikan selanjutnya.

“Rumpon portable ketika berombak besar dinaikkan ke kapal, ombak sedang bisa dioperasikan,” kata Roza.

Percobaan rumpon portable dilakukan di Pelabuhanratu pada 21 – 27 Agustus 2013 lalu. Proses penelitian diawali dengan pengangkatan rumpon portable yang telah diletakkan di kolam percobaan Stasiun Lapang Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Tahapan selanjutnya, memobilisasi rumpon portable menuju kapal di Palabuhanratu, Dermaga 2.

Setelah berada di lokasi perairan, rumpon portable didiamkan selama 4 jam. Saat itu, tim peneliti melakukan pengambilan data plankton dan arus. Proses eksplorasi ikan dilakukan setelah rumpon portable diletakkan selama 2 jam dan bersamaan dengan itu dilakukan pengambilan data plankton yang kedua.

Tahapan yang dilakukan dalam pengambilan data plankton diawali dengan mengikat pemberat pada tabung plankton net dan mengikat tali pada gagang plankton net.

Selanjutnya penurunan plankton net sedalam 5 meter didekat rumpon portable dan dilakukan
pengangkatan.

Pengukuran arus dilakukan dengan metode lagrangian, yakni dengan mengukur waktu
dari perpindahan benda apung dari satu titik ke titik yang lainnya. Pada penelitian ini benda apung yang digunakan ialah karet yang diukur waktu perpindahannya sepanjang 6,08 m dan dilakukan pengolahan data menggunakan rumus kecepatan (V = S x t).

Proses eksplorasi dilakukan dengan menggunakan hand line atau pancing ulur dengan metode
Copping. Metode memancing ini dengan menggunakan umpan buatan berupa cekungan sendok makan yang secara aktif ditarik dan disentak.

Tahapan menggunakan electric fish attractor (EFA) dengan mengubah dari frekuensi sedang (1000-20.000 Hz) ke frekuensi rendah (10-1000Hz). Metode penangkapan dengan menggunakan pancing tonda, yakni dengan mengelilingi rumpon portable sekaligus menarik rangkaian pancing yang yang diikat di belakang kapal.*

Let's block ads! (Why?)

Baca Di sini Bro https://darilaut.id/tips-dan-trip/ide-inovasi/rumpon-portable-dapat-dibawa-dan-disimpan

No comments:

Post a Comment