
Sumpah itu diucapkan Najib usai ibadah salat Jumat (20/12).
"Pada hari Jumat suci ini dan di masjid suci ini, dengan ini saya bersumpah bahwa saya tidak pernah memerintahkan seseorang untuk membunuh wanita Mongolia Altantuya Shaariibuu," kata Najib.
"Lebih dari itu, saya belum pernah bertemu atau bahkan mengenalnya" tuturnya menambahkan.
Dilansir the Star, Najib didampingi sang istri, Rosmah Mansor, dan mantan Wakil PM Ahmad Zahid Hamidi saat melaksanakan sumpah laknat atau muhabalah tersebut.
Sumpah itu diucapkan Najib demi membantah pernyataan mantan Komando Kepolisian Malaysia, Azilah Hadri, yang menyebut bahwa sang mantan PM memerintahkannya untuk membunuh Altantuya. Kini Azilah tengah menghadapi hukuman mati.
[Gambas:Video CNN]
Tuduhan keterlibatan Najib diungkapkan Azilah dalam surat permintaan peninjauan kembali (PK) kepada Pengadilan Federal, Senin (16/12).
Azilah secara mengejutkan mengatakan jika Najib yang saat itu menjabat sebagai wakil perdana menteri memerintahkan pembunuhan Altantuyaa yang diduga sebagai 'mata-mata asing' dan mengancam keamanan nasional.
Ia mengaku diperintah Najib untuk 'menangkap dan menghancurkan' Altantuyaa pada Oktober 2006.
Menurut dia, Najib menyampaikan perintah pembunuhan ketika mereka bertemu. Najib mengatakan kepadanya untuk menembak model asal Mongolia itu sambil membuat gerakan menggorok leher dan memerintahkan agar jenazahnya diledakkan.
Selain memberi perintah untuk membunuh, Azilah mengklaim bahwa Najib juga menyuruhnya menyediakan bahan peledak di gudang senjata dari pasukan khusus polisi Malaysia (UTK) yang akan digunakan untuk memusnahkan jenazah Altantuya.
Altantuya ditembak mati dan tubuhnya diledakkan menggunakan bahan peledak militer di Shah Alam pada 2006. Ia disebut bekerja sebagai penerjemah untuk rekan dekat Najib, Abdul Razak Baginda. Ia dikabarkan menjalin kasih dengan Abdul Razak Baginda, analis politik Najib dari 2000 hingga 2008.
Azilah bersama rekannya Sirul Azhar dijatuhi vonis hukuman mati di Pengadilan Tinggi pada 2009. Pada 2015, pengadilan banding tertinggi Malaysia menguatkan putusan bersalah dan hukuman mati keduanya. Sirul telah melarikan diri ke Australia pada 2014. (rds/dea)
No comments:
Post a Comment