The New York Times melaporkan pada Minggu (15/12) bahwa ini adalah pertama kalinya selama lebih dari 30 tahun AS mengusir para diplomat China atas dugaan spionase.
Times menyebut satu diplomat diyakini sebagai perwira intelijen yang beroperasi di bawah perlindungan China. "Kedua pejabat itu diusir "musim gugur ini," kata Times.
The Times mengatakan para diplomat ditemani oleh istri mereka, pergi ke pos pemeriksaan di pintu masuk ke instalasi sensitif dekat Norfolk, Virginia.
Penjaga pangkalan militer itu menahan mereka karena tidak memiliki izin untuk masuk. Diplomat itu kemudian diarahkan keluar melewati gerbang untuk meninggalkan lokasi.
Namun pejabat Tiongkok itu tak menghiraukan, dan tetap melanjutkan menuju pangkalan. Personel militer lalu mengejar mereka. Diplomat itu dipaksa berhenti setelah dihadang truk pemadam kebakaran.
[Gambas:Video CNN]
Para pejabat China sendiri sendiri mengaku tidak mengerti dengan instruksi yang diberikan. Akan tetapi personel AS tidak yakin dengan penjelasan tersebut.
Meski motifnya tidak jelas, namun para pejabat AS menduga para diplomat China ingin menguji langkah-langkah keamanan di pangkalan itu.
Baik AS maupun China tidak mengumumkan insiden pengusiran itu. Beijing juga tidak merespon atas tindakan tersebut.
Peristiwa ini terjadi ketika Amerika Serikat dan China, dua raksasa ekonomi dunia, bertengkar karena perdagangan. Kedua belah pihak mengumumkan kesepakatan kecil pada Jumat lalu untuk mengurangi beberapa tarif.
Kementerian Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan AFP untuk mengomentari laporan tersebut.
Amerika Serikat dan China berselisih mengenai sejumlah masalah termasuk spionase industri, kehadiran Beijing di Laut Cina Selatan, dan situasi di Hong Kong dan Xinjiang.
Beberapa pekan setelah insiden di pangkalan Virginia, Kementerian Luar Negeri membatasi aktivitas para diplomat China, sebagai respons terhadap peraturan Tiongkok yang sudah bertahun-tahun membatasi pergerakan para diplomat AS.
China memberlakukan pembatasan serupa pada diplomat AS pada bulan Desember. Namun tidak jelas apakah pembatasan itu terkait dengan insiden di Virginia. (dea)
No comments:
Post a Comment