Penyelamatan ini akan tertuju pada delapan korban yang hingga kini masih dinyatakan hilang. Proses pencarian akan dilakukan menggunakan pesawat nirawak dan helikopter untuk mencari korban, dan kapal militer untuk mengangkut jenazah.
Komisioner deputi kepolisian, Mike Clement mengatakan ahli vulkanologi telah memberi peringatan terhadap potensi erupsi yang tinggi dalam waktu 24 jam bisa meningkat 50-60 persen.
"Mereka [tim penyelamat] akan menyambangi Pulau Putih dan akan melakukan segala upaya untuk mengevakuasi semua mayat dan membawanya menggunakan kapal militer HMNZ Wellington yang berlabuh di lepas pantai," ujar Clement seperti dilaporkan AFP.Ia menerangkan ahli geologi akan menjadi bagian dari tim penyelamatan yang bertugas mengumpulkan data secara realtime. Upaya ini dilakukan untuk menentukan adanya potensi letusan lain yang kemungkinan terjadi.
Hingga kini jumlah korban tewas dilaporkan mencapai delapan orang. Jumlah ini berpotensi mencapai 16 orang, mengingat delapan lainnya termasuk seorang pemandu wisata masih terjebak di lokasi kejadian.
Korban tewas hingga Rabu (11/12) tercatat mencapai delapan orang. Dua orang warga Australia dilaporkan meninggal dunia usai mendapat perawatan intensif akibat luka bakar serius
Pihak kepolisian mengonfirmasi 23 orang masih mendapat perawat intensif, 17 lainnya dinyatakan kritis karena luka bakar, dan lima orang lainnya telah dipulangkan ke Australia.
Tiga hari usai terjadi letusan, Whakaari masih diselimuti gas beracun dan asap tebal.Ahli vulkanologi GeoNet, Nico Fournier mengatakan bahaya yang akan dihadapi tim pengelamat yakni potensi erupsi magma, uap panas, abu dan batuan.
Kepolisian memastikan akan turun tangan menyelidiki kematian wisatawan apakah ada kelalaian atau pelanggaran prosedur hingga menyebabkan pengunjung tewas dalam kejadian.
Saat gunung itu meletus, pulau itu sedang disinggahi oleh 47 wisatawan dari kapal pesiar asal Karibia, Ovation of the Seas, yang sedang berlabuh di Pulau Utara. Turis yang hilang dan terluka berasal dari Amerika Serikat, Australia, China, Inggris dan Malaysia. (evn)
No comments:
Post a Comment