Sunday, December 15, 2019

Pentagon Awasi China dan Rusia hingga Demo Berdarah di India

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon fokus pada kekuatan militer China dan Rusia hingga unjuk rasa menolak UU Kewarganegaraan di India memakan lima korban tewas meramaikan berita internasional, Minggu (15/12).

1. Pertahanan AS Fokus pada Kekuatan Militer China dan Rusia

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper menyatakan bahwa mereka kini fokus pada kekuatan militer China dan Rusia. Kata dia, China menjadi prioritas utama di atas Rusia karena mereka mengancam kedaulatan tetangga di Laut China Selatan.


Menurut Esper, Beijing dan Moskow tidak hanya melanggar kedaulatan negara-negara kecil, tetapi juga berusaha merusak hukum dan norma internasional.

2. Mantan Presiden Sudan Divonis Dua Tahun Tahanan

Mantan Presiden Sudan Omar al-Bashir dijatuhi hukuman dua tahun penahanan setelah dinyatakan bersalah atas kasus korupsi dan kepemilikan mata uang asing.

"[Omar al-Bashir] dinyatakan bersalah atas kasus korupsi dan kepemilikan mata uang asing," ujar Hakim Al Sadiq Abdelrahman, Sabtu (14/12) waktu setempat, melansir AFP.


Atas vonis tersebut, Bashir harus menjalani penahanan di lembaga pemasyarakatan khusus untuk lanjut usia (lansia). Di bawah hukum Sudan, siapa pun yang berusia lebih dari 70 tahun tak bisa dikenakan hukuman bui selayaknya narapidana lain.

3. Demo Tolak UU Kewarganegaraan di India, Lima Orang Tewas

Lima orang dilaporkan tewas dalam demonstrasi menolak UU kewarganegaraan di India. Pejabat setempat mengatakan tiga orang di Assam tewas akibat ditembak polisi. Satu orang tewas saat tidur di sebuah toko yang terbakar, dan seorang lainnya dipukuli saat berunjuk rasa.


Situasi Kota Guwahati mencekam setelah unjuk rasa berakhir ricuh. Untuk meredam kerusuhan, pemerintah setempat mematikan jaringan internet. Kini pihak berwenang juga menerapkan jam malam di beberapa daerah. (dea)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment