NBC pada hari Sabtu menuliskan bahwa beberapa pasukan akan dipekerjakan kembali, sementara yang lain tidak akan diganti ketika masa tugasnya berakhir.
CNN mengutip seorang pejabat dalam pemerintahan Trump mengatakan pengumuman penarikan bisa disampaikan minggu ini, tetapi waktunya belum pasti.
Namun seorang juru bicara pasukan AS di Afghanistan mengaku belum menerima perintah untuk mengurangi jumlah pasukan.
"Kami tetap berkomitmen penuh untuk memastikan Afghanistan tidak pernah lagi digunakan sebagai tempat berlindung yang aman bagi para teroris yang mengancam Amerika Serikat, sekutu kami atau kepentingan kami," kata juru bicara itu kepada AFP, Minggu (15/12).
AS dan kelompok Taliban sepakat melanjutkan perundingan damai setelah sempat dihentikan secara sepihak oleh Trump pada September lalu.
Pekan lalu mereka bertemu untuk mencari jalan keluar mengurangi kekerasan dan mencapai gencatan senjata.
[Gambas:Video CNN]
Namun lagi-lagi Washington menghentikan pembicaraan damai setelah hari Kamis lalu pangkalan militer AS di Kabul mendapat serangan bom bunuh diri hingga menewaskan dua warga sipil dan puluhan lainnya luka-luka.
Sekitar 13.000 tentara AS sudah berada di Afghanistan selama 18 tahun lamanya. Mereka dikerahkan usai serangan 11 September 2001.
Trump berencana menarik pasukan dan hanya menyisakan 8.600 orang. Namun dia tidak menjelaskan rincian lebih lanjut. Hal itu diungkapkan Trump saat berkunjung ke Afghanistan untuk merayakan hari Thanksgiving bersama pasukan AS, Kamis (28/11) lalu.
"Tidak ada tempat di mana saya lebih suka merayakan Thanksgiving ini bersama para pejuang terkuat, terbaik dan paling berani di muka bumi," kata Trump dalam perjalanan pertamanya ke negara yang dilanda konflik itu.
Dalam persyaratan perundingan damai, AS menyatakan hanya akan menyisakan 8000 serdadu di Afghanistan, sebelum ditarik secara keseluruhan. Sebagai gantinya Taliban berjanji tidak akan memberikan tempat persembunyian bagi kelompok teroris. (dea)
No comments:
Post a Comment