Media Asing: China Rayu Ormas Islam RI Agar Diam soal Uighur
China disebut berupaya membujuk sejumlah organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, media Indonesia, hingga akademisi agar tak lagi mengkritik dugaan persekusi yang diterima etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.
Laporan The Wall Street Journal (WSJ) yang ditulis Rabu (11/12), memaparkan China mulai menggelontorkan sejumlah bantuan dan donasi terhadap ormas-ormas Islam tersebut setelah isu Uighur kembali mencuat ke publik pada 2018 lalu.
Saat itu, isu Uighur mencuat usai sejumlah organisasi HAM internasional merilis laporan yang menuding China menahan satu juta Uighur di kamp penahanan layaknya kamp konsentrasi di Xinjiang.Beijing bahkan disebut membiayai puluhan tokoh seperti petinggi NU dan Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), akademisi, dan sejumlah wartawan Indonesia untuk berkunjung ke Xinjiang.
Erdogan Tuduh Negara Arab Dukung Tindakan Israel ke Palestina
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut selain negara Barat, sejumlah negara Arab turut membiarkann Israel bersikap brutal terhadap Palestina.
Hal itu, kata Erdogan, terlihat dari konflik Palestina dan status Kota Yerusalem yang terus memburuk. Ia menuturkan Israel membuat "situasi di Yerusalem dan Palestina"memburuk setiap harinya.
[Gambas:Video CNN]
Erdogan mengatakan potret kehidupan Palestina setiap hari tak jauh dari eksekusi dan pembunuhan brutal anak-anak terutama anak perempuan oleh Israel.
"Saya ingin menunjukkan bahwa kebrutalan Israel ini didukung oleh negara-negara Barat. Saya juga dengan sangat sedih ingin mengatakan bahwa beberapa negara Arab turut melakukan ini," kata Erdogan dalam pertemuan menteri sosial negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul.
Dalam kesempatan itu, Erdogan menegaskan Turki tak akan pernah berhenti mendukung Palestina. Menurut dia, konflik Palestina merupakan salah satu alasan utama OKI dibentuk.
Markas Militer Nigeria Diserang, 71 Tentara TewasRatusan jihadis ISIS menyerang markas militer Nigeria pada Selasa (10/12) hingga menewaskan 71 orang tentara.
Kementerian Pertahanan Nigeria mengatakan serangan tersebut terjadi di markas militer yang berbatasan dengan Mali. Serangan kali ini masuk dalam kategori paling mematikan bagi militer Nigeria sejak kekerasan oleh militan ISIS dimulai pada 2015.
"Dengan perasaan duka, kami mengumumkan ada 71 personel militer tewas, 12 lainnya luka-luka, dan beberapa hilang," kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP.
Dalam serangan tersebut diperkirakan ada ratusan militan ISIS yang dilengkapi senjata laras panjang dan mortir selama tiga jam. Sejumlah teroris berhasil dilumpuhkan.
Sebelumnya pihak pemerintah menyatakan jumlah korban tewas sebanyak 60 orang. (evn)
No comments:
Post a Comment