Penyebaran kabar bohong atau bahkan ujaran kebencian sangat berbahaya jika mencapai tingkat pelajar. Sebab tidak bisa dipungkiri generasi saat ini menjadikan internet sebagai bagian dari kehidupan sehar-hari.
Menurut Menteri Pendidikan Malaysia, Dr. Maszlee Bin Malik, salah satu cara jitu untuk menangkal hal penyebaran informasi palsu di dunia maya salah satunya dengan cara banyak membaca buku. Menurut dia, membaca adalah kegiatan yang bisa mengasah ketajaman berpikir sekaligus meningkatkan kreativitas.
"Tidak dipungkiri adanya pengaruh handphone di masa kini, namun kita tidak akan menyerah," kata Maszlee dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com di Putrajaya, Malaysia, pada Jumat pekan lalu.
"Berbagai aktivitas membaca akan dianjurkan tidak hanya di Kuala Lumpur, tetapi di seluruh negara bagian baik di kawasan pedalaman maupun di kampung untuk menggalakkan membaca," ujar Maszlee.
Maszlee menyatakan memang tidak mudah menggalakkan kegiatan dan minat membaca masyarakat setempat. Namun, dia tidak patah semangat karena menurut dia membaca dan pendidikan adalah salah satu pondasi pembangunan bangsa yang menyeluruh.
Kalau dilihat tingkat membaca warga Malaysia dibandingkan negara-negara maju kita masih ketinggalan. Kita tidak hanya ingin seperti negara-negara maju tetapi lebih dari negara maju dan kita bisa melakukan. Kita bisa melakukan kalau membaca menjadi cara hidup dan membaca sebagai tabiat di kalangan rakyat Malaysia sendiri," ujar Maszlee.
Menteri Pendidikan Malaysia, Dr. Maszlee Bin Malik. (CNN Indonesia/Aryo Putranto Saptohutomo)
|
Maszlee juga menyadari bahwa kini bentuk buku tidak lagi terbatas pada fisik, tetapi juga dalam digital, buku dalam bentuk suara (audiobook), dan berbagai ragam lainnya. Menurut dia hal ini adalah bentuk kemajuan zaman dan peradaban yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
"Namun, bagi saya bentuk buku konvensional sepertinya belum akan bisa tergantikan," ujar Maszlee.
Jadi Bahan Evaluasi
Selain memacu masyarakat untuk gemar membaca, Maszlee memiliki ide untuk menjadikan hal itu sebagai salah satu indikator penilaian kecakapan para pegawai negeri dan pejabat. Dia menginginkan para abdi dan penyelenggara negara di Malaysia memiliki tingkat intelektual yang terus terasah dengan membaca, sehingga bisa menemukan jalan keluar yang tepat bagi beragam persoalan yang dihadapi negara dan para penduduk.
""Buku apa yang telah mereka baca dan konteks bahan bacaan juga penting, kita tidak menafikan konten fiksi karena bermanfaat untuk membangun ruang kreatif tetapi juga bacaan fakta atau saintifik," ujar Maszlee.
Maszlee berharap kegiatan membaca yang harus dijalankan pada pegawai negeri setempat bisa menjadikan mereka lebih cepat memahami dan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Selain itu, dia berharap pengetahuan para pegawai negeri yang selalu terasah dengan membaca maka akan menjadikan proses pemerintahan semakin baik dan terbuka, serta menghindari kekeliruan atau pelanggaran aturan. (ayp)
No comments:
Post a Comment