Thursday, December 12, 2019

Warga Australia Demo Kecam Sikap Pemerintah Atasi Karhutla

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 20 ribu warga Australia berunjuk rasa di Kota Sydney pada Rabu (11/12) kemarin. Mereka memprotes pemerintah karena kebakaran hutan dan lahan yang diduga akibat dampak perubahan iklim di Negeri Kanguru semakin besar dan menyebabkan kabut asap pekat, serta membuat banyak warga mengalami gangguan kesehatan.

"Negeri ini sedang terbakar, tetapi sikap para politikus malah menyedihkan," kata seorang peserta unjuk rasa, Samuel Wilkie (26), seperti dilansir AFP, Kamis (12/12).

"Pemerintah kami tidak melakukan apapun. Tidak ada yang mendengarkan dan tidak ada yang bergerak," kata seorang penata taman, Zara Zoe (29).

Kabut asap sudah mengepung Sydney selama beberapa pekan. Hal itu akibat kebakaran hutan dan lahan di kawasan pinggiran.

Akibat terpapar kabut asap yang berbahaya, jumlah pasien di rumah sakit pun naik 25 persen.

[Gambas:Video CNN]

"Kebanyakan penduduk mengalami radang mata, hidung dan tenggorokan. Akan tetapi, hal itu akan memicu gejala dan memperburuk kondisi orang-orang yang mengidap asma, emfisema dan nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah," kata pejabat Departemen Kesehatan Australia, Richard Broome.

Sampai saat ini tercatat sudah enam orang tewas dalam kebakaran hutan dan lahan di Australia. Sedangkan kerugian materi dalam kejadian itu adalah 700 rumah hangus.

Di samping itu, sekitar tiga juta lahan hangus akibat tersapu kobaran api dalam kebakaran lahan. Selain itu banyak koala yang mati akibat tidak bisa melarikan diri dari kebakaran.

Meski demikian, jumlah korban meninggal dalam kebakaran hutan dan lahan di Australia pada tahun lebih rendah dari sepuluh tahun lalu. Saat itu tercatat ada 200 orang tewas akibat karhutla.

Kendati begitu, data menunjukkan cuaca pada 2019 adalah masa terpanas dan paling kering di Australia. (ayp/ayp)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment