Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, mengatakan tim pencari fakta PBB telah diberi akses untuk meneliti ke puing-puing senjata yang digunakan dalam serangan itu.
"Tetapi penyelidikan itu tidak dapat membuktikan secara independen bahwa rudal jelajah dan pesawat tak berawak yang digunakan dalam serangan ini berasal dari Iran," kata Guterres dalam laporan enam bulanan kepada Dewan Keamanan mengenai program nuklir Iran, yang dilihat oleh AFP, Selasa (12/12).
Drone dan rudal jelajah menerjang dua kilang perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, pada September lalu.
[Gambas:Video CNN]
Serangan tersebut sangat menggemparkan karena mengakibatkan pengurangan produksi minyak dunia hingga 5 persen dan memicu kenaikan harga.
Pejabat Saudi, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menuduh Iran bertanggung jawab atas serangan itu. Namun Teheran membantah tudingan tersebut.
Guterres mengatakan penyelidikan atas serangan itu masih akan dilanjutkan. Bila sudah rampung, hasilnya akan diserahkan ke Dewan Keamanan PBB.
Sebelumnya AS mendesak DK PBB bersikap soal serangan tersebut. Seorang pejabat senior AS juga mendorong Saudi untuk menggalang dukungan di DK PBB.
Washington mengklaim telah memiliki bukti bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan itu.
Pejabat AS yang juga tak mau disebutkan namanya menyebut pemerintahan Donald Trump menyimpulkan bahwa serangan itu dilakukan dengan rudal jelajah milik Iran. Bukti-bukti tersebut kemudian dibawa ke Majelis Umum PBB. (dea)
No comments:
Post a Comment